Termodinamika adalah suatu sistem yang dipandang secara makroskopik dimana
besaran fisis nya dapat diamati oleh panca indra secara langsung.
Sistem dalam kajian termodinamika itu sendiri adalah suatu fokus yang kita
perhatikan, sedangkan yang menjadi batasan dari suatu sistem tersebuat adalah
lingkungan.
Dalam bahasan kali ini yakni proses respirasi, yang menjadi sistem adalah
rongga dada sedangakan lingkungannya adalah udara di lingkungan sekitarnya.
Dalam proses respirasi terjadi pertukaran sistem secara tertutup karena pada
saat terjadinya respirasi hanaya terjadi pertukaran energi saja tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungannya.
Respirasi merupakan proses yang sangat penting untuk menjaga kesetimbangani
tubuh manusia. Ketika kita makan, kandungan nutrisi dalam makanan tersebuat akan
dialirkan keseluruh tubuh melalui peredaran darah yang dibawa olah oksigen yang kita hirup ketika tubuh kita melakukan proses
inspirasi. Ketika nutrisi dialirkan keseluruh tubuh itulah tubuh mengalami
kerja. Seperti yang kita tahu hubungan besaran kerja dan entalpi adalah
Entalpi (H) dalam termodinamika menyatakan jumlah energi dari suatu
sistem termodinamika. Dari persamaan tersebut dapat kita ketahui bahwa H adalah
kandungan panas dari suatu sistem, sehingga jika panas di tambahkan ke dalam
sistem maka sebagian besar dari panasnya akan digunakan untuk menaikkan tenaga
dalam sistem tersebut dan sisanya digunakan untuk melakukan kerja terhadap
sekitarnya.
Proses respirasi adalah proses pertukan udara di dalah tubuh. Dari proses
tersebut kita tahu bahwa pertukaran gas akan mengakibatkan terkanan udara di
dalam tubuh berubah. Dalam kasus ini akan dibahas mengenai pertukaran udara
serta hubungannya dengan pernapasan.
Seperti yang kita tahu, Zat cair dan gas mempunyai banyak karakteristik yang
sama. Namun demikian, zat cair dan gas dibedakan dalam beberapa hal. Misalnya,
zat cair hampir tidak dapat dimampatkan, sedangkan gas dapat dimampatkan dengan
mudah. zat cair cenderung mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada gas.
Fase gas dari suatu zat biasanya mempunyai temperatur lebih tinggi daripada fase
cairnya. Oleh karena itu, molekul-molekul gas mampu menyeruak bebas dari suatu
tempat ke tempat lain. Gas mampu melepaskan diri dari wadah yang terbuka,
sedangkan zat cair tidak bisa. Zat air dan gas secara bersama disebut fluida
yang artinya zat alir atau zat yang mempunyai kemampuan untuk mengalir.
Gas tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang
ada. Partikel-partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling
bertumbukan satu sama lain. Tumbukan antar partikel das dengan dinding wadah
akan menyebabkan tekanan. Semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin tinggi
tekanan yang terjadi.
Tekanan merupakan konsep yang pentig dalam fluida. Tekanan didefinisikan
sebagai gaya yang diberikan per satuan luas, yang dapat dituliskan sebagai:
Dengan:
F = gaya yang diberikan
A = luas tempat gaya itu bekerja
P = tekanan
Definisi tekanan ini berlaku umum, pada zat padat, zat cair, dan gas.
Pengukuran tekanan merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Ban harus dipompa sampai tekanan yang sesuai, tekanan darah
seharusnya berada dalam jangkauan normal, dan tekanan dalam mata yang terlalu
bear (glaucoma) dapat menyebaban kebutaan. Udara yang mengalir di dalam
saluran napas erupakan salah satu macam peristiwa terkait tekanan., khususnya
tekanan udara dalam tubuh manusia.
Secara umum, udara mengalir karena adanya perbedaan tekanan. Darah mengalir
dari tekanan yang lebih tinggi ke tempat bertekanan rendah. Perbedaan tekanan
udara di paru akibat adanya daya kekuatan yang bekerja pada sistem pernapasan
sehingga dapat mengatasi kekuatan-kekuatan yang melawan gerak udara ketika masuk
ke paru.
Udara dari lingkungan juga dapat masuk ke dalam paru-paru karena terdapat
perbedaan tekanan antara lingkungan luar dengan tekanan dalam paru-paru. Secara
umum, inspirasi terjadi karena rongga paru-paru yang berkontraksi dan mengembang
sehingga terjadi peningkatan ukuran rongga. Peningkatan ukuran rongga dada ini
menyebabkan tekan di dalam paru-paru menurun sehingga lebih kecil dari dapa
tekanan di lingkungan luar. Perbedaan tekanan ini menyebabkan tekanan di dalam
paru-paru meningkat dan menjadi lebih tinggi daripada tekanan di lingkungan
luar. Hal ini mendorong udara keluar dari dalam paru-paru sehingga terjadilah
apa yag disebut dengan ekspirasi.
Penjelasan di atas merupakan penerapan dari salah satu hukum fisika yang
berkaitan dengan pernapasan, yakni hukum Boyle. Sebenarnya ada beberapa hukum
fisika yang terkait dengan pernapasan, diantaranya hukum Dalton (tentang tekanan
parsial), hukum Boyle (PV = konstan), serta hukum Laplace. Namun demikian,
disini hanya akan dibahas tentang hukum boyle saja. Hukum Boyle menyatakan bahwa
tekanan pada suatu massa gas yang tetap berbandig terbalik dengan volumenya.
Jika pada suatu temperatur tertentu volume meningkat, maka tekanan akan b
erkurang, dan sebaliknya. Hal ini berarti bahwa jika volume diperkecil menjadi
setengahnya, maka tekanan akan menjadi dua kali lipat, hal ini disebabkan karena
lebih banyak partikel gas yang bertumbukan dengan dinding wadah.
Hukum Boyle itu sendiri berbunyi:
“Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu
tetap bila suhu gas tidak berubah.”
Hukum Boyle tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:
dengan
P1 = tekanan awal
P2 = tekanan akhir
V1 = volume awal
V2 =
volume akhir
atau dikenal juga dengan rumus:
PV = konstan
Hukum Boyle inilah yang menjelaskan mengapa tekanan udara diluar bisa menjadi
lebih rendah atau lebih tinggi daripada tekanan udara diparu-paru. Gerakan
pernapasan menyebabkan perubahan volume toraks (dada) dan perubahan tekanan gas
dalam rongga dada yang mengakibatkan udara mengalir ke dalam atau ke luar rongga
dada. Seperti saat ketika inspirasi, dimana diafragma berkontraksi dan mendatar
serta otot-otot antariga (interkostal) berkontraksi. Volume toraks akan
bertambah dan tekanan paru-paru berkurang (hukum Boyle). Karena volume paru
meningkat, maka tekanan dalam paru akan lebih rendah daripada tekanan atmosfer
sehingga udara akan tertarik masuk ke paru.
Demikian pula halnya ketika ekspirasi, dimana diafragma berelaksasi dan
bergerak ke atas dan otot-otot antariga berelaksasi. Volume toraks akan
berkurang dan tekanan paru bertambah (hukum Boyle). Karena volume paru
berkurang, maka tekanan dalam paru akan lebih tinggi dari tekanan atmosfer
sehingga udara keluar dari paru-paru.
0 Response to "PROSES RESPIRASI DALAM PANDANGAN FISIKA"
Post a Comment