BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Salah satu sifat mekanik batuan
adalah elastisitas batuan. Akan tetapi, bagaimana batuan yang padat mampu berelastisitas? . Lapisan batuan bawah
permukaan bumi memiliki sifat fisis yang variatif. Salah satu sifat fisis yang
terdapat di bawah permukaan adalah tingkat kekerasan batuan. Tingkat kekerasan
batuan merupakan istilah geologi yang digunakan untuk menandakan kekompakan (cohesiveness) suatu batuan dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk compressive
fracture strength. Sedangkan
elastisitas dipengaruhi beberapa faktor yaitu gaya (force), tekanan litostatik,
tegasan (Stress force), gaya tarikan (tensional force), temperatur tekanan
bebas, kecepatan tarikan dan komposisi.
Perubahan bentuk biasanya terjadi
saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu benda dikenai gaya, maka benda
tersebut akan melalui tiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan
fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum melalui fasa plastisitas. Kekuatan
batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan
tekanan permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda.
Hal ini dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam makalah ini yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan elastisitas batuan?
2. Bagaimanakah
sifat elastisitas batuan?
3. Bagaimana
hubungan Vp,Vs dan elastisitasnya?
4. Bagaimana
kecepatan gelombang elastik dalam batuan beku ?
5. Bagaimana
kecepatan gelombang elastik dalam batuan sedimen?
6. Bagaimana
Implementasi Anisotropi terhadap elastisitas batuan?
3.
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
pengertian elastisitas batuan.
2. Mengetahui
sifat elastis dan parameter dalam elastisitas batuan.
3. Mengetahui
hubungan Vp, Vs dengan elastisitas.
4. Mengetahui
kecepatan gelombang elastik dalam batuan beku.
5. Mengetahui
kecepatan gelombang elastik dalam batuan sedimen.
6. Mengetahui
Implementasi anisotopi terhadap elastisitas batuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Elastisitas
Batuan
Elastisitas adalah kecenderungan pada
suatu benda untuk berubah dalam bentuk baik panjang, lebar maupun tingginya,
tetapi massanya tetap, hal itu disebabkan oleh gaya yang menekan atau
menariknya, pada saat gaya ditiadakan bentuknya akan kembali seperti semula.
Sehingga dari pengertian elastisitas diatas dapat diketahui bahwa elastisitas
batuan yaitu kecenderungan pada batuan untuk berubah bentuk karena ada gaya yang
bekerja pada batuan tersebut.
Benda yang diberi gaya akan mempunya tiga
fasa yaitu fasa elastis,fasa plastis dan fasa rapuh. Dimana fasa elastis yaitu
fasa dimana suatu benda akan mempunyai kecenderungan untuk kembali ke keadaan
semula setelah diberi gaya dan fasa plastis merupakan fasa dimana apabila suatu
benda diberi gaya maka titik limit elastis inilah yang disebut dengan fasa
plastis. Sedangkan fasa pecah yaitu keadaan setelah suatu benda melalui titik
limit elastisnya maka benda tersebut akan pecah.
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus
Young (E), dan nisbah Poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan
faktor kesebandingan antara tegangan
normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan
kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Sedangkan modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi
mineral, porositas, jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.
BACA JUGA : SISTEM KERJA MATA DAN KAMERA DALAM MELIHAT OBJEK
2.
Sifat Elastisitas dan
Kecepatan Batuan
Sifat elastis pada batuan, dipengaruhi
oleh :
a. Sifat
mineral dan unsur-unsurnya
Sifat
mineral dan unsur-unsur batuan dapat diketahui dari Bentuk kristal (crystall form),
berat jenis, bidang belah,warna mineral batuan dan kekerasan.
1.
Bentuk
kristal
Apabila
suatu mineral mempunyai kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan,
maka ia akan mempunyai bentuk kristal yang khas. Tetapi apabila dalam
perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga terganggu. Setiap
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristal yang khas. Dimana kekhasan tersebut
merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam. Bentuk kristal antara lain adalah sebagai berikut.
Untuk dapat memberikan gambaran
bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya
yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari
unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi,
maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu sama lain. Namun,
begitu suhu cairannya turun maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan
hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk
persenyawaan “Natrium Chlorit”. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan
mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk
mineral yang padat. Mineral “kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan,
namun umumnya pertumbuhan terbatas. Meskipun demikian bentuknya yang tidak
teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang
ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa
prisma bersisi enam. Tidak peduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar
karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya
sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal intan dapat
dikenali dari bentuknya yang segi delapan dan mineral grafit dengan segi
enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama yaitu
keduanya tersusun dari karbon . Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi
karena susunan atom C yang berbeda.
2.
Berat jenis
Setiap mineral mempunyai berat jenis
tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatannya
dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya
mineral-minaral pembentuk batuan mempunyai berat jenis sekitar 2,7. Meskipun
berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya antara 5. Misalnya Emas murni
mempunyai berat jenis 19,3.
3.
Bidang belah
Mineral mempunyai kecenderungan untuk
pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut
ditentukan dari atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan
bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
4.
Warna
Warna mineral memang bukan merupakan
pencirian utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan yang
lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk
mengenali adanya unsur tertentu yang ada di dalamnya. Misalnya warna terang
diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5.
Kekerasan
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa
sifat mineral adalah mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat
resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi dan mudah
tergores. Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral
saling digoreskan satu sama lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral
yang relatif lebih lunak dibandingkan
dengan mineral lawannya.
BACA JUGA : GETARAN TERGANDENG
b.
Sifat Ikatan
Mineral pembentuk batuan merupakan
penyusun utama batuan dari kerak dan mantel bumi. Mineral pembentuk batuan ini
dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu silikat, oksida, sulfida, dan karbonat
sulfat.
Sifat-sifat ikatan antara lain :
1. Ikatan
Logam
Elemen
logam merupakan elemen yang atom-atomnya mudah melepaskan elektron valensinya.
2. Ikatan
Kovalen
Merupakan
konfigurasi elektron yang paling stabil karena elektron valensinya terisi
penuh.
3. Ikatan
Ion
Memiliki
konfigurasi elektron yang terdekat dengan konfigurasi elektron gas mulia.
4. Ikatan
Van deer Waals
Mempunyai
gaya tarik menarik yang lemah antar atomnya.
c. Tekanan
Tekanan
pada batuan didefinisikan sebagai tekanan antara fluida yang membasahi batuan
dengan fluida yang bersifat tidak membasahi batuan jika didalam batuan tersebut
terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
d. Temperatur
Pada waktu terjadi pembekuan,
turunnya suhu berjalan sangat
lambat, maka terjadilah pengkristalan yang sempurna dimana ukuran kristalnya
besar-besar dan kasar. Pengkristalan yang kurang sempurna disebut berstruktur porfiris,
terdiri dari feldspar, biotit, kwarsa, dan Kristal-kristal kecil yang halus
disebut masa dasar (ground massa), sedangkan kristar besar yang terdapat
diantara masa dasar
disebut
fenokris (Kristal sulung).
Batuan
dapat dikategorikan elastis namun tidak semua batuan bersifat elastis. Biasanya
terdapat beberapa jenis batuan akan menampakan sifat elastisitasnya untuk
harga-harga tertentu,tergantung dari besarnya tegangan yang diberikan.
Teori elastisitas merupakan dasar dari
perambatan gelombang. Proses perambatan gelombang yang terjadi di dalam lapisan
batuan dikontrol oleh sifat elastisitas batuan. Artinya bagaimana suatu batuan
terdeformasi ( mengalami perubahan bentuk) itu disebabkan oleh gaya yang
bekerja pada batuan tersebut. Teori elastisitas berhubungan dengan deformasi
yang disebabkan oleh tekanan yang dikenakan pada batuan tertentu. Tekanan atau
stress adalah gaya per satuan luas, sedangkan strain adalah jumlah deformasi
material per satuan luas. Jika stress diterapkan pada batuan maka batuan
tersebut akan terdeformasi yang menyebabkan terjadinya strain.
0 Response to "ELASTISITAS BATUAN"
Post a Comment